A. LATAR BELAKANG
MUNCULNYA ILMU KALAM
Dalam
sejarah menyebutkan ilmu kalam terdapat dua aliran pokok, yaitu aliran rasional
dan tradisional. Aliran rasional dicetuskan oleh kaum Muktazilah dengan
tokohnya Abu Huzail al-Allaf, an-Nazzam, Muamar bin Abbad, al-Jahiz Abu Uzman
bin Bahar, dan al-Jubba’i. Tokoh-tokoh kaum Muktazilah ini telah mempelajari
dan memanfaatkan filsafat dalam menangkis argumen-argumen filosofis yang
dikemukakan oleh lawan-lawan mereka. Akal, menurut aliran Muktazilah dapat
mengetahui adanya Allah, kewajiban berterima kasih kepada Allah, perbedaan
antara yang baik dan jahat, serta kewajiban manusia untuk melakukan kebaikan dan
menjauhi kejelekan.
Di
pihak lain aliran tradisional tidak memberikan kedudukan dan kemampuan terhadap
akal. Hal itu disebabkan sebelum lahirnya agama, kemampuan akal hanya terbatas
mengetahui adanya Allah. Untuk mengetahui selain itu adalah di luar kemampuan
akal. Kaum Asy’ariah termasuk yang memelopori aliran tradisional.
Tokoh-tokohnya adalah al-Baqilani, al-Juwaini dan al-Ghazali.
B. PERBEDAAN
KAJIAN ILMU KALAM DENGAN ILMU KEISLAMAN YANG LAIN
1.
FILSAFAT ALAM
Filsafat Yunani telah menarik perhatian kaum
muslimin, terutama sesudah ada terjemahan buku-buku filsafat Yunani ke dalam
bahasa Arab. Penerjemahan itu dilakukan sejak zaman Khalifah al-Mansur (754-775
M) dan mencapai puncaknya pada masa al-makmun (813-833 M) dari Bani
Abbasiyah.filsafat Yunani tidak hanya diambil manfaatnya olrh kalangan
mutakallimin sebagai alat untuk memperkuat dalil-dalil kepercayaan Islam dalam
menghadapi lawan-lwannya. Akan tetapi juga diambil manfaatnya dari kalangan
ahli-ahli filsafat Islam, seperti al-Kindi, al-Farabi dan Ibnu Sina. Meskipun
demikian, terdapat perbedaan antara ilmu kalam dan filsafat Islam dalam cara
pembinaannya. Ilmu Kalam timbul secara berangsur-angsur dan awalnya merupakan
hal terpisah-pisah, misalnya dari masalah akidah ke masalah politik. Adapun
filsafat Islam muncul dari hasil penerjemahan filsafat Yunani.
2.
ILMU FIKIH
Objek pembahasan ilmu kalam dengan ilmu fikih
sangat berbeda. Ilmu kalam membicarakan tentang akidah, prinsip keyakinan Islam
dan keesaan Allah. Adapaun ilmu fikih membahas hukum-hukum yang berkaitan
dengan ibadah, muamalah, perkawinan, pidana dan waris. Selain itu, ilmu fikih
juga mengatur tentang amaliah pengabdian seorang muslim kepada Allah dan
hubungan dengan manusia.
3.
ILMU TASAWUF
Dalam membahas masalah-masalah agama, ilmu
kalam menggunakan dalil-dalail pikiran yang diamsukkan ke dalam hati nurani
untuk membentuk ibadah manusia. Adapun tasawuf dalam membahas masalah ibadah
lebih banyak menggunakan perasaan dan latihan kejiwaan karena dengan cara ini
dapat memperbanyak amal ibadah. Unsur utama tasawuf adalah penyucian diri dan
tujuan akhirnya adlaah kebahagiaan dan keselamatan abadi.
MAKNA DAN RUANG LINGKUP ILMU KALAM
A. PENGERTIAN ILMU
KALAM
Menurut
Syekh Muhammad Abduh, ilmu kalam ialah ilmu yang membahas tentang wujud Allah,
sifat-sifat wajib yang ada bagi-Nya, zifat-sifat jaiz yang disifatkan bagi-Nya,
dan sifat-sifat yang tidak ada bagi-Nya. Selain itu ilmu kalam juga membahas
tentang rasul-rasul Allah untuk menetapkan kebenarannya risalah, apa yang wajib
ada pada dirinya, hal-hal jaiz yang dihubungkan kepada diri mereka, dan hal-hal
terlarang yang dihubungkan kepada diri mereka.
Ibnu
Kaldun menerangkan bahwa ilmu kalam ialah yang berisi alasan-alasan untuk
memertahankan kepercayaan-kepercayaan iman dengan menggunakan dalil-dalil
pikiran dan berisi bantahan-bantahan terhadap orang-orang yang menyeleweng dari
kepercayaan salaf dan ahli sunnah.
DALAM DUNIA
KEILMUAN, ILMU KALAM MEMILIKI BANYAK SEBUTAN. BERIKUT ADALAH BEBERAPA SEBUTAN
ILMU KALAM:
1.
ILMU TAUHID
Dinamakan ilmu tauhid karena membahas tentang
Allah. Pembahasan ini meliputi sifat-sifat wajib yang ada bagi-Nya, sifat-sifat
yang boleh disisfatkan bagi-Nya, dan sifat-sifat yang sama sekali tidak wajib
ada bagi-Nya. Selain itu pembahasannya membicarakan tentang rasul-rasul Allah
untuk menetapkan kerasulan mereka, hal-hal yang wajib pada diri mereka, hal-hal
yang dikaitkan kepada mereka, dan hal-hal terlarang yang berkaitan dengan
mereka. Tujuan ilmu tauhid adalah untuk memantapkan keyakinan, kepercayaan, dan
kemampuan hati yang didasarkan wahyu Allah SWT.
2.
ILMU USHULUDDIN
Pokok-Pokok Kepercayaan terpenting yang menjadi
pembahasannya adalah ketauhidan, kenabian, dan kepercayaan pada akhirat. Tujuan
ilmu ushuluddin adalah untuk memurnikan keesaan Allah.
3.
ILMU AKIDAH
Pokok pembahasan ilmu ini adalah kepercayaan
dalam Islam. Akidah merupakan aspek fundamental dalam Islam yang berhubungan
denga keimanan dan kepercayaan terhadap hal-hal gaib.
B. RUANG LINGKUP
KAJIAN ILMU KALAM
BERIKUT MERUPAKAN
RUANG LINGKUP KAJIAN ILMU KALAM:
1.
AKAL DAN WAHYU
Para mutakallimin membahas kedudukan akal
sebagai daya berpikir yang terdapat dalam diri manusia. Pembahasan para
mutakallimin seputar akal adalah apakah akal dapat mengetahui Allah, mengetahui
baik dan buruk, dan kewajiban melakukan yang baik serta menjauhi yang buruk.
Wahyu merupakan kebenaran langsung yang
datangnya dari Allah SWT. Meskipun dapat mengetahui Allah, tetapi akal tidak
sangguo mengathui sifat-sifat Allah dan cara terbaik untuk beribadah
kepada-Nya. Dalam hal ini wahyulah yang menjelaskan kepada akal cara beribadah,
berterimakasih, dan bersyukur kepada Allah SWT.
2.
KEESAAN ALLAH
Menurut al-Farabi, Allah itu satu, bersifat
Mahasatu, tidak berubah dan jauh dari materi. Allah, menurut al-Farabi adalah
esa karena yang keluar dari-Nya adalah hanya satu wujud. Selain itu, Allah
adalah akal pikiran yang bukan berupa benda karena Allah mengetahui dan
memikirkan zat-Nya.
3.
WUJUD ALLAH
Bagi seorang mukmin, perasaan batin atau fitrah
adlaah dalil yang pertama atas wujud Allah. Para ahli pengetahuan baru merasa
puasmengetahui atau memahami wujud Allah dengan dalil-dalil ilmiah, yaitu
dalail kejadian, dalil gerak, dan dalil penciptaan.
4.
ZAT ALLAH
Zat Allah lebih besar dari apa yang dikuasai
dan terjangkau oleh pikiran manusia. Allah menguasai segala batas dan yang
membatasi akal manusia karena akal pikiran manusia tidak akan pernah mampu
mengetahui zat Allah.
5.
SIFAT-SIFAT
ALLAH
Akal manusia tidak akan mampu megetahui hakikat
sifat-sifat Allah. Misalnya, yad (u) Allah atau tangan
Allah, bi a’yunina atau dengan mata-mata Kami, qabdatuh atau
genggaman-Nya, dan wahju rabbika atau wajah Tuhanmu.
6.
KEADILAN ALLAH
Keadilan Allah tergantung kepada manusia dalam
memahami kekuasaan mutlak Allah SWT.
7.
QADA DAN QADAR
Semua manusia tidak akan dapat mengetahui qada
dan qadar Allah karena semua yang terjadi di alam ini adalah rahasia Allah SWT.
ALIRAN-ALIRAN DALAM ILMU KALAM
A. Aliran Syiah
Syiah
adalah ssalah satu aliran dalam Islam yang meyakini Ali bin Abi Thalib dan
keturunannya sebagai pemimpin Islam setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Lhirnya
golongan ini adalah setelah gagalnya perundingan antara Ali bin Abi Thalib dan
Mu’awiyah bin Abu Sufyan saat perang Siffin. Perundingan ini diakhiri dengan tahkim
atau arbitrasi. Akibat kegagalan itu, sejumlah pasukan Ali memberontak
terhadap kepemimpinannya dan keuar dari pasukan Ali. Mereka ini disebut
golongan Khawarij atau orang-orang yang keluar, sedangkan sebagian besar
pasukan yang setia kepada Ali disebut Syiah atau pengikut Ali.
Beberapa
sekte aliran Syiah, iantaranya adalah sebgai berikut:
1.
Sekte
Kaisaniyah
Kaisiniyah adalah sekte Syiah yang memercayai
Muhammad bin Hanifah sebagai pemimpin setelah Husein bin Ali wafat. Namun
Kaisaniyah diambil dari nama seorang bekas budak Ali yang bernama Kaisan.
Mekipun sekte Kaisaniyah telah musnah, tetapi kebesaran dan kehebatan nama
Muhammad bin Hanifah masih dapat
dijumpai dalam cerita-cerita rakyat. Misalnya, hikayat Melayu yang
terkenal dengan nama Hikayat Muhammad Hanifah. Hikayat ini telah dikenal di
Malaka sejak abad ke-15 M.
2.
Sekte Zaidiyah
Sekte ini memercayai kepemimpinn Zaid bin Ali
Husein Zainal Abidin sebagai epmimpi setelah Husein bin Ali wafat. Dalam Syiah
Zaidiyah, seseorang dapat diangkat sebagai imam apabila memenuhi lima kriteria.
Kelima kriteria itu adalah keturunan Fattimah binti Muhammad SAW,
berpengetahuan luas tentang agama, hiduppnya hanya untuk beribadah, berjihad di
jalan Allah dengan mengangkat senjata, dan berani. Selain itu, sekte ini
mengakui kekhalifahan Abu Bakar dan Umar bin Khattab.
3.
Sekte Imamiyah
Sekte ini dalah golongan yang meyakinni bahwa
Nabi Muhammad SAW, telah menunjuk Ali bin Abi Thalib menjadi pemimpin atau imam
sebagai pengganti beliau dengan petunjuk yang jelas dan egas. Oleh karena itu,
sekte ini tidak mengakui kepemimpinan bu Bakar, Umar dan Usman. Sekte Imamiyah
pecah menjadi beberapa golongan. Yang terbesar adalah golongan Isna Asy’ariyah
atau Syiah. Dua belas, Golongan kedua terbesar adalah golongan Ismailiyah.
B. Aliran Khawarij
Khawarij
berarti orang-orang yang keluar dari barisan Ali bin Abi Thalib. Golongan ini
menganggap diri mereka sebagai orang-orang yang keluar dari rumah dan
semata-mata untuk berjuang di jalan Allah. Alasan mendasar yang membuat
golongan ini keluar dari barisan Ali adalah ketidaksetujuan mereka terhadap arbitrasi
atau tahkim yang dijalankan Ali dalam menyelesaikan masalah dengan
Mu’awiyah.
Menurut
keyakinan golongan Khawarij, semua masalah antara Ali dan Mu’awiyah harus
diselesaikan dengan merujuk kepada hukum-hukum Allah yang tertuang dalah Surah
al-Ma’idah ayat 44 yang artinya, “Barangsiapa tidak memutuskan dengan apa
yang diturunkan Allah, maka merkea itulah orang-orang kafir.” Berdasarkan
ayat ini, Ali, Mu’awiyah dan orang-orang yang menyetujui tahkim telah
menjadi kafir karena mereka dalam memutuskan perkara tidak merujuk Al-Qur’an.
C. Aliran Murji’ah
Aliran
ini disebut Murji’ah karena dalam prinsipnya mereka menunda persoalan konflik
antara Ali bin Abi Thalib, Mu’awiyah bin Abu Sufyan, dan kaum Khawarij pada
hari perhitungan kelak. Oleh karena itu, mereka tidak ingin mengeluarkan
pendapat tentang siapa yang benar dan siapa yang kafir di antara ketiga
kelompok yang bertikai itu. Saat itu terjadi perdebatan mengenai hukum orang
yang berdosa besar. Kaum Murji’ah berpendapat bahwa orang yang berdosa besar
tidak dapat kafir selama ia tetap mengakui Allah sebagai Tuhannya dan nabi
Muhammad SAW sebagai rasul. Pendapat ini merupakan lawan dari pendapat kaum
Khawarij yang menyatakan bahwa orang Islam yang berdosa besar hukumnya kafir.
D. Aliran
Qadariyah
Nama Qadariyah
berasal dari pengertian bahwa manusia mempunyai qudrah atau kekuatan untuk
melaksanakan kehendaknya dan bukan bebrasal dari pengertian bahwa manusia
terpaksa tunduk pada qadar Allah. Aliran ini mempunyai mempunyai pendapat bahwa
manusia berkuasa atas perbuatan-perbuatan baik ataupun jahat, manusia
diciptakan Allah mempunyai kebebasan untuk mengatur jalan hidupnya tanpa campur
tangan Allah. Oleh karena itu, jika manusia diberi ganjaran yang baik berupa
surga atau disiksa di neraka semua itu adalah pilihan mereka sendiri.
E. Aliran
Jabariyah
Nama Jabariyah
berasal dari kata jabara yang mengandung arti memaksa. Menurut
al-Syahrastani jabariyah berarti menghilangkan perbuatan dari hamba secara
hakikat dan menyandarkan perbuatan tersebut kepada Allah SWT. Aliran ini
mengajarkan paham bahwa manusia dalam melakukan perbuatannya berada dalam
keadaan terpaksa. Manusia dianggap tidak mempunyai kebebasan dan kemerdekaan
dalam menentukan kehendak dan perbuatannya. Semua terikat pada kehendak Allah
SWT.
F. Aliran Muktazilah
Aliran ini
muncul sebagai reaksi atas pertentangan antara aliran Khawarij dan aliran
Murji’ah mengenai persoalan orang mukmin yang berdosa besar. Menghadapi dua
pendapat ini, Wasil bin Ata yang kala itu murid dari Hasan al-Basri
mengeluarkan pendapat bahwa orang mukmin yang berdosa besar menempati posisi
antara mukmin dan kafir. Tegasnya orang itu bukan mukmin dan kafir.
G. Aliran
Asy’ariyah
Aliran ini
muncul sebagai reaksi terhadap paham Mu’tazilah yang dianggap menyeleweng dan
menyesatkan umat Islam. Dinamakan aliran Asy’ariyah karena dinisbahkan kepada
pendirinya yaitu Abu Hasan al-Asy’ari. Setelah keluar dari kelompok Mu’tazilah,
al-Asyari merumuskan pokok-pokok ajarannya yang berjumlah tujuh pokok. Berikut
ini adalah ketujuh pokok ajaran aliran Asy’ariyah:
1)
Tentang Sifat
Allah
Menurut aliran ini, Allah mempunyai sifat
seperti al-‘ilm (mengetahui), al-qudrah (kuasa), al-hay-ah (hidup),
as-sama’ (mendengar) dan al-basar (melihat).
2)
Tentang
Kedudukan Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah firman Allah dan bukan makhluk
dalam arti baru dan diciptakan. Dengan demikian Al-Qur’an berssifat qadim
(tidak baru).
3)
Tentang Melihat
Allah Di Akhirat
Allah dapat dilihat di akhirat dengan mata
kepala karena Allah mempunyai wujud.
4)
Tentang
Perbuatan Manusia
Perbuatan-perbuatan manusia itu diciptakan oleh
Allah.
5)
Tentang
Antropomorfisme
Menurut aliran ini Allah memiliki mata, muka
dan tangan. Sebagaimana disebutkan dalam Surah al-Qamar ayat 14 dan Q.S
ar-Rahman ayat 27. Akan tetapi bagaimana bentuknya tidak dapat diketahui.
6)
Tentang Dosa
Besar
Orang mukmin yang berdosa besar tetap dianggap
mukmin selama ia masih beriman kepada Allah dan Rasulnya.
7)
Tentang
Keadilan Allah
Allah adalah pencipta seluruh alam. Dia memiliki
kehendak mutlak atas ciptaan-Nya.
Sumber : Buku Akidah Akhlak
Stainless Steel Magnets - titanium arts
BalasHapusIroning the Stainless Steel titanium metal trim Magnets 바카라 사이트 (4-Pack). Made poormansguidetocasinogambling in Germany. The Titanium Arts Stainless Steel herzamanindir.com/ Magnets are an alloy made of steel in stainless งานออนไลน์ steel