Rabu, 02 Juli 2014

BEBERAPA HAL YANG DAPAT MENGHANCURKAN IMAN


Iman seorang muslim bisa  naik, bisa  turun. Sebagaimana sabda  Rasulullah SAW: “iman itu bisa bertambah bisa pula berkurang”. Sabda Rasulullah ini memberikan makna bahwa setiap muslim  harus senantiasa memelihara dan meningkatkan terus keimanan  kepada Allah Swt. Jika tidak “dipupuk dan disirami” dengan beramal sholeh dan dekat dengan orang-orang yang sholeh bisa jadi iman seseorang itu akan luntur bahkan perbuatannya menjadi kufur.
Setiap muslim tentunya ingin selalu meningkat keimanannya, sebab tidak jarang iman itu menurun bahkan hilang dalam diri seseorang ketika berbuat maksiat. Perbuatan maksiat sekalipun kecil jika dilakukan terus-menerus, maka akan menghancurkan keimanan seseorang. Pikiran negatif, hati yang dengki, iri, sombong, mata, telinga, tangan, kaki yang berbuat maksiat akan menghancurkan keimanan seseorang. Agar kita terhindar dari kemerosotan keimanan, Rasulullah mengingatkan ada beberapa  hal yang dapat merusak iman seorang muslim.  perkara ini perlu kita waspadai agar kita dapat membentengi diri dan terhindar dari hal ini. Hal- hal yang dapat menghancurkan iman tersebuat adalah sbb :

  1.  Gibah. Orang yang berbuat gibah yaitu orang yang membicarakan aib (kejelekan) orang lain. Perbuatan gibah ini seringkali tidak disadari oleh orang yang imannya sedang terkikis. Pembicaraan yang menyangkut kelemahan, kejelekan, atau kekurangan yang terdapat pada saudaranya disampaikan kepada orang lain dengan ringan tanpa menyadari bahwa perbuatan itu termasuk gibah. Jika perbuatan gibah ini dilakukan oleh orang muslim maka akan hancur imannya.
  2.  Hati yang mati (qolbun maridh). Rasulullah mengingatkan di dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging, jika daging itu baik, maka baiklah seluruh amal perbuatannya. Sebaliknya jika daging itu jelek, maka jeleklah seluruh amal perbuatannya. Segumpal darah itu adalah hati. Hati adalah raja yang mengendalikan diri seseorang dalam berbuat sesuatu. Hati yang diselimuti oleh hawa nafsu, kebencian, dan kemaksiatan akan menghanguskan iman seorang muslim.
  3. Tidak punya malu. Rasa malu berbuat sesuatu yang melanggar syariat adalah ciri orang yang beriman. Malu berbuat kemaksiatan, merugikan orang lain, melanggar aturan, tidak menunaikan tugas dengan baik adalah ciri orang yang beriman. Jika rasa malu ini sudah hilang pada diri seorang muslim, maka imannya akan hilang pula. Oleh karena itu, malu berbuat keburukan dan kemaksiatan akan menjaga keimanan seorang muslim. Sebaliknya jika rasa malu berbuat kejelekan dan kemaksiatan sudah mulai pudar bahkan hilang pada diri seorang muslim hilang pulalah imannya.
  4. Cinta dunia (hubud dunya). Kehidupan di era modern ini penuh dengan godaan dan ujian yang bisa menggoyahkan iman. Kecintaan terhadap dunia secara berlebihan akan menghancurkan iman seorang muslim. Kecenderungan orang untuk memburu dunia dengan melupakan akhirat akan semakin menjauhkan orang tersebut pada keimanan kepada Allah SWT. Padahal rasulullah mengajak kepada kita untuk berbuat yang terbaik bagi akhirat, maka dunia akan diperolehnya dengan penuh keberkahan.
  5. Tulul amal (panjang angan-angan). Panjang angan-angan yaitu pikiran seseorang yang mendominasi keinginan untuk memperoleh sesuatu tanpa berbuat, bekerja keras, dan tanpa berdoa. Orang yang ingin memperoleh sesuatu (barang, uang, atau benda) dengan berangan-angan atau berandai-andai/berkhayal tanpa berbuat. Ciri orang yang tulul amal ini selalu ingin memperoleh sesuatu dengan mudah, malas bekerja, lemah berpikir, berbuat asal-asalan, menjadi beban bagi orang lain, mengabaikan tangungjawab pada diri apalagi orang lain. Ini ciri orang yang malas yang secara perlahan tapi pasti akan membuat iman seorang muslim terkikis habis. Malas dalam berbagai aspeknya sangat dibenci oleh Rasulullah. Rasulullah mencontohkan agar seorang muslim memiliki visi kehidupan yang dapat menjadi arah agar tercapai kebahagian dunia dan akhirat. Visi ini menjadi cita-cita yang mulia untuk diwujudkan dengan niat dan cara yang sesuai dengan syariat Islam (al-Quran dan Sunah). Seorang muslim dengan visinya yang jelas yakni untuk mencapai kemuliaan di dunia dan kebahagiaan di ahirat akan memperkuat imannya kepada Allah Swt.
  6. dholimun nafsi (mendholimi diri sendiri). Seringkali kita lupa bahwa perbuatan yang kita lakukan tidak proposional dan profesional. Perbuatan atau pekerjaan yang tidak dikerjakan secara proposional dan profesional akan mengakibatkan pada kerugiaan pada diri sendiri bahkan lebih jauh lagi berdampak pada orang lain. Mendholimi diri sendiri adalah perbuatan yang mengakibatkan keburukan pada diri sendiri sebagai akibat dari salah dalam menyikapi atau atau memperlakukan diri sendiri. Orang yang keliru dalam menyikapi sesuatu dengan tidak tepat, meremehkan suatu perkara sehingga menjadi masalah, mengulur-ulur waktu, melupakan hak dan kewajibannya, memperlakukan diri dan orang lain secara semena-mena, melalaikan amanah, dan sikap yang berlebihan dalam suatu perkara adalah sekumpulan perbuatan yang dapat mendholimi diri sendiri. Mendholimi diri sendiri pada akhirnya akan menghancurkan keimanannya.

Sabtu, 28 Juni 2014

PENGERTIAN RIYA, ANIAYA DAN DISKRIMINASI


Pengertian Riya Aniaya dan Diskriminasi
1.    Riya
  Menurut bahasa riya berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata " الِريَاءُ "yang berarti  memperlihatkan atau pamer.
             Sedangkan menurut istilah riya adalah memperlihatkan diri kepada orang lain, supaya diketahui kehebatan perbuatannya,baik melalui pembicaraan, tulisan dan sikap dengan tujuan mendapatkan   perhatian,  kedudukan,  pujian,  sanjungan dan  tujuan – tujuan lain  yang bersifat keduniawian.

             Kata lain yang mempunyai arti serupa dengan riya ialah Sum`ah.Kata sum`ah berasal dari bahasa Arab اَلسُمْعَةُ atau  سُمْعَةٌyang berarti kemasyhuran nama, baik sebutannya.Orang yang sum`ah dengan perbuatan baiknya, berarti ingin mendengar pujian orang lain terhadap kebaikan yang ia lakukan.dengan danya pujian tersebut, akhirnya masyhurlah nama baiknya dilingkungan masyarakat.
           Dengan demikian pengrtian Sum`ah sama dengan riya  .

DALIL TENTANG RIYA
a.     Al – Quran
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالأذَى كَالَّذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْدًا لا يَقْدِرُونَ عَلَى شَيْءٍ مِمَّا كَسَبُوا وَاللَّهُ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
 Artinya :” Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima),seperti orang yang menafkahkan hartanya karena ria kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujalebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai  sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk  
     kepada orang-orang yang kafir. (QS.Al – Baqarah ayat 264)
b.      Hadist
                   اِنَّ اَخْفَ مَا اَخَافَ عَلَيْكُمْ ا لشِّرْ كُ الْاَ صْغَرُ قَالُوْا يَا رَسُوْ لَ اللهِ وَمَا ا لشِّرْكُ قَالَ الرِّيَاءُ
                      
      ( روه احمد )

  Artinya :”Sesungguhnya perkara yang paling aku khawatirkan dari beberapa hal  yang aku
      khawatirkan adalah syirik kecil.Sahabat bertanya,”Apa syirik kecil itu, ya Rasulallah ?” Beliau menjawab,”Riya.” (HR Ahmad nomor 225828 dari Mahmud bin Labidin) .

Adapun contoh – contoh perbuatan riya yaitu :
1.    Seorang siswa mau melaksanakan tugas piketnya secara baik sesudah guru masuk ke kelas, dengan harapan agar guru menilai bahwa siswa tersebut tergolong siswa yang rajin melaksanakan tugas.
2.    Seseorang menyantuni anak yatim di hadapan banyak orang dengan maksud agar orang banyak menilai dirinya sebagai orang yang dermawan dan baik hati.
3.    Seseorang yang mempunyai kecerdasan yang luar biasa, sehinga ia memamerkan dan menonjolkannya kepada setiap orang
4.    Seseorang akan menunaikan ibadah haji dengan tujuan ia dapat mendapat gelar haji  dan di puji orang lain.

Adapun dampak negatif riya,yaitu :
a.      Menghapus pahala amal baik
b.      Mendapat dosa besar karena riya merupakan perbuatan syirik.
c.      Terhalang dari Hidayah dan Taufik dari Allah swt
d.      Menimbulakan keguncangan jiwa dan kesempitan hidup
e.      Tercabutnya kewibawaan
f.       Merasa berat dalam menjalankan segala bentuk ibadah.
g.      Berpotensi saling bermusuhan, karena ia mengungkit apa yang yang
     diberikannya kepada orang lain
Cara mrnghindari sifat Riya yaitu :
a.            Melatih diri untuk beramal secara ikhlas.
b.            Mengendalikan diri supaya tidak bangga apabila ada orang lain yang memuji amal kita
c.            Menahan diri tidak emosi apabila ada orang lain yang meremehkan amal kebaikan kita
d.            Tidak suka memuji kebaikan orang lain secara berlebihan karena hal itu dapat mendorong pelakunya menjadi riya
e.            Melatih diri untuk bersedekah secara sembunyi – sembunyi untuk menghindari sanjungan orang lain
f.             Merenungi dan mengingat dampak dari perbuatan riya
g.            Membiasakan diri menolong atau membantu pekerjaan orang lain tanpa harus disuruh dan meminta imbalan.


2.       Zalim atau Aniaya
             Kata zalim berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata ضَلَمَ – يَضْلِمُ  yang berarti gelap,,aniaya,  rugi, atau menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya. Sedangkan menurut istilah zalim adalah perbuatan yang melampaui batas terhadap jiwa, harta atau kehormatan orang lain dan menentang terhadap kebenaran.
DALIL TENTANG ZALIM
a.     Al – Quran
وَلا تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ أَوْلِيَاءَ ثُمَّ لا تُنْصَرُونَ
Artinya: “Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi  pertolongan”.  ( QS.huud:113 )

b.    Hadist
وَعَنْ جَابِرِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: اِتَّقُوْ الظُّلْمَ فَاِنَ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ القِيَامَةِ
( واه مسلم )
Artinya :”Diterima dari Jabir ra bahwa Nabi SAW. bersabda: “Takutilah kezaliman itu sebab sesungguhnya kezaliman itu merupakan kegelapan pada hari kiamat  ( HR. Muslim

Ada pun Bentuk dan contoh perbuatan aniaya yaitu :
a.         Zalim kepada Allah, dengan cara tidak mau melaksanakan perintah allah dan melaksanakan laranganNya.Contohnya : meninggalkan ibadah shalat, puasa, zakat dan ibadah lainnya,bahkan berbuat syirik, sihir dan perbuatan terlarang lainnya.
b.         Zalim kepada diri sendiri,
c.         Contohnya : Membiarkan diri sendiri tetap bodoh,miskin, malas, minum-minuman keras, bunuh diri dan lain-lain.
d.         Zalim kepada orang lain (sesama manusia),
e.         Contohnya : mengumpat, mengadu domba, memfitnah, mencuri, merampok,penyiksaan, pembunuhan, dan lain-lain.
f.          Zalim kepada makhluk lain atau alam sekitarnya,
g.         Contohnya : menebang pohon tanpa aturan, membuang sampah sembarangan, menyembelih binatang dengan senjata tumpul, dan lain-lain

Adapun dampak negatif Aniaya,yaitu :
a.    Akan memperoleh azab dan siksa
b.    Orang lain akan takut bergaul dengannya
c.    Akan dibenci oleh orang-orang yang ada di sekitarnya
d.    Dapat mencelakakan orang lain
e.    Akan mempunyai sifat – sifat tercela seperti sobong,congkak,arogan,sewenang – wenang,dll
cara menghindari    Zalim atau Aniaya
a.           Selalu waspada dan hati-hati dalam setiap menghadapi masalah
b.           Jangan membuka aib atau cacat orang lain
c.           Menumbuhkan rasa persaudaraan, kasih sayang, dan persaudaraan kepada antarsesama
d.           Menyadari bahwa setiap perbuatan mempunyai sebab akibat sesuai dengan sunnatullah
e.           Menyadari do’a orang yang teraniaya itu makbul
f.            Membiasakan diri bersyukur kepada Allah SWT
g.           Berhati-hati dalam bertindak, berbicara dan dalam menerima setiap informasi yang ada
h.           Membiasakan menjaga amanah, yaitu memberikan hak orang lain
i.            Membiasakan bersikap adil dalam memutuskan suatu perkara.  

3.     Diskriminasi
  Diskriminasi adalah perbedaan.
             Sedangkan menurut istilah diskriminasi adalah bersikap membeda-bedakan atau memisahkan antara sesama manusia, baik karena perbedaan derajat, suku, bangsa, warna kulit, jenis kelamin, usia, golongan, ideologi dan sebagainya. 
             Menurut George A Theodorson dan Achilles George Theodorson dalam A Modern Dictionary of Sosiology mengartikan bahwa diskriminasi adalah perlakuan yang tidak seimbang terhadap perorangan atau kelompok berdasarkan sesuatu,biasanya bersifat katagorikal, atau atribut – atribut khas berdasarkan suku, bangsa, agama atau  kenggotaan  kelas – kelas sosial. 
DALIL TENTANG DISKRIMINASI
a.     Al – Quran
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan  seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.(QS.Al-Hujurat:13)
b.    Hadist
                   Dalam suatu hadist Nabi  Muhammad Saw bersabda “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuhmu  atau parasmu.Tetapi Dia melihat kepada hati dan kelakuanmu”

Adapun contoh perbuatan diskriminasi yaitu :
a.      Sebagian masyarakat yang menempatkan laki-laki lebih tinggi daripada perempuan.
b.      Adanya jurang pemisah antara orang kaya dengan orang miskin.
c.       Di Amerika Serikat, adanya penggolongan antara orang yang berkulit putih dengan orang yang berkulit hitam ( orang Negro ),Orang kulit putih beranggapan bahwa mereka adalah orang pribumi.Sedangkan orang Negro dianggap sebagai budak dan merupakan sumber kerusuhan dan kekacauan.
d.      Stevan   yang beragama Kristen enggan berteman dengan Yusuf yang beragama Islam.Hal ini dikarenakan perbedaan agama.

Adapun dampak negatif diskriminasi,yaitu :
a.    Mengakibatkan munculnya sifat yang buruk yaitu kecongkakan atau kesombongan.
b.    Membanggakan diri sendiri dan meremehkan orang lain
c.    Memunculkan sikap apatis (sifat masa bodoh) yang menumbuhkan kehancuran tatanan masyarakat
d.    Manusia terkoyak-koyak pada golongannya sendiri

Cara Menghindari Diskriminasi
a.       Menyadari bahwa yang membedakan manusia di sisi Allah adalah kualitas ketaqwaan  mereka.
b.       Melihat  keragaman ciptaan, bangsa dan suku adalah sesuatu yang wajar dan niscaya.
c.       Allah tidak melihat kemuliaan seseorang dari penampilan luar.
d.       Membiasakan diri menghindari sifat-sifat  saling merendahkan, saling mencela, saling memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan, saling berperasangka jelek (saling   curiga), saling mencari-cari kejelekan orang lain, saling menggunjing.