1.
PENTINGNYA PERSATUAN DAN
KERUKUNAN
a. Pengertian
Persatuan
Didalam kamus besar bahasa Indonesia, arti persatuan adalah gabungan yang
terdiri atas bagian yang telah bersatu. Umat islam, kususnya di Indonesia hidup
rukun dan damai, maka Insyaallah persatuan bangsa Indonesia akan dapat
terwujud.
Persatuan dalam bahasa arabnya di sebut dengan kata ittihad,
berarti ikatan. Sedang menurut istilah di artikan sebagai bentuk kecenderungan
manusia yang diwujudkan dalam bentuk kegiatan melakukan pengelompokan sesama
manusia menurut ikatan tertentu untuk mencapai tujuan.
Jadi persatuan adalah menghimpun hal-hal yang terserak
menjadi satu atau membentuk sebuah unit yang masing-masing sebuah
anggotanya saling menguatkan . Kesatuan diibaratkan seperti sapu lidi yang
memiliki kekuatan dan tidak tercerai berai. Atau ibaratnya seperti genggaman
tangan yang kokoh.
Di dalam Islam persatuan harus
diterapkan untuk melahirkan Izzatul Islam wal muslimin (kemuliaan Islam dan
kaum muslim). Sehingga kalau persatuan konteksnya ialah sesama umat Islam,
b. Pengertian
Kerukunan
Didalam kamus besar bahasa Indonesia, kata dasar kerukunan adalah rukun
yang artinya hubungan persahabatan, damai dan tidak saling berselisih.
Kerukunan yang dalam bahasa arabnya disebut dengan kata tawafuqun,tawaddun,
ittifaqqul kalimat. Sedang menurut istilah kerukunan dimaksudkan sebagai
satu tata pikir atau sikap hidup yang menunjukkan kesabaran atau kelapangan
dada menghadapi pikiran-pikiran, pendapat-pendapat, dan pendirian orang. Sedang
dalam istilah agama Islam, kerukunan itu dinamakan tasamuh (toleransi),
yaitu membiarkan secara sadar terhadap pikiran atau pendapat orang lain. Orang
yang demikian dinamakan toleran. Oleh karena itu tugas pemimpin didalam
pemerintah antara lain adalah berusaha menciptakan kerukunan hidup beragama.
Kerukunan merupakan perhimpunan yang damai atau persatuan yang
menumbuhkan sikap saling menghargai dalam komunitas yang beragam atau etnis
yang berbeda-beda. Ciri kerukunan adalah hidup damai tanpa konflik. Ibaratnya seperti
es campur yang bahannya berbeda (es, apukat, kelapa, nangka, susu, coklat,
puding dsb) namun menciptakan cita rasa yang nikmat.
kerukunan konteksnya ialah hubungan antar umat
beragama. Jadi tujuan kerukunan adalah menciptakan kedamaian sosial yang
beragam.
Persatuan dan kerukunan umat merupakan awal dan
fondasi terjalinnya ukhuwah (persaudaraan) dalam masyarakat. Dengan kata lain
tanpa adanya persatuan dan kerukunan dalam masyarakat, akan sulit terwujudnya suatu
ukhuwah dalam masyarakat. Baik yang menyangkut ukhuwwah basyarriyah
(persaudaraan kemanusiaan), ukhuwwah wataniyyah (persaudaraan kebangsaan),
maupun ukhuwwah islamiyyah (persaudaraan sesama muslim).
Nabi SAW. Bersabda :
المسلم
للمسلم كا لبنيان يشد بعضه بضا (رواه البخارىومسلم)
Artinya :
seorang muslim bagi muslim yang lain bagai suatu bangunan, yang saling
menguatkan satu sama lain (HR> Bukhari Muslim).
Persatuan dan kerukunan merupakan aspek penting kehidupan. Rasulullah yang
mampu menyatukan kaum anshar dan muhajirin yang memiliki latar bekakang
perbedaan baik secara sosial, politik, geografis maupun secara budaya. Secara
perbedaan itu beliau ikut dalam ikatan keimanan yang ternyata jauh lebih kokoh
dan abadi dibandingkan dengan ikatan-ikatan primordialisme (dasar) yang
lainnya. Bahkan jauh lebih kuat dibandingkan ikatan darah sekalipun. Ikatan
keimanan ini kemudian tumbuh menjadi ukhuwah islamiyah yang sebuah istilah
menunjukkan persaudaraan antara sesama muslim diseluruh dunia tanpa melihat
perbedaan warna kulit, bahasa, suku, bangsa dan kewarganegaraan.
Dengan demikian persatuan dan kerukunan merupakan
gabungan dari berbagai macam unsur yang berbeda yang diikat menjadi satu ikatan
yang menyatu yang lebih mengutamakan aspek kesamaan dibandingkan perbedaan.
Dengan kata lain berbicara persatuan dan kerukunan berarti lebih
banyak berbicara kesamaan dan mengesampingkan perbedaan.
2. DALIL PERSATUAN DAN KERUKUNAN
a. tentang persatuan dan kerukunan
Artinya: orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu
damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah
terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (Al-Hujarat:10)
b. Tentang
Larangan bercerai berai:
Artinya: dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika
kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu,
lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu
telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat
petunjuk. (Q.S Al Imron : 103)
c. Larangan Perbuatan yang
merusak persatuan dan Kerukunan
Agar persatuan dan kerukunan tetap utuh maka kita harus menghindari
perbuatan yang dapat merusak persatuan dan kerukunan sebagaimana yang Allah
jelaskan dalam Al-Qur’an (Q.S. Al Hujarat:12)
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka
(kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah
mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.
Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah
mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
Dari ayat
diatas dapat diambil kesimpulan bahwa penyebab runtuhnya persatuan dan
kerukunan adalah sbb :
a) Memperolok-olok
orang lain baik laki-laki maupun perempuan
b) Mencaci orang
lain dengan kata-kata yang menyakitkan
c) Memanggil orang
lain dengan gelar-gelar yang tidak disukai
d) Berburuk sangka
e) Mencari
kesalahan orang lain
f) Menggunjing
3. NILAI POSITIF SIKAP PERSATUAN DAN KERUKUNAN
Mengandung nilai positif/ manfaat yang cukup besar bagi setiap muslim yang
mengamal kan persatuan dan kerukunan antara lain :
a.
Persatuan dan
kerukunan umat merupakan awal dan fondasi terjalin nya ukhuwah dalam
masyarakat.
b.
Memperkukuh
persatuan dan kesatuan yang menjadi syarat mutlak untuk mencapai cita-cita yang
tinggi dan mulia.
c.
Memudahkan
seseorang untuk mengais rezeki, sebab dengan sikap ini akan menjadikan
kehidupan tenang serta membangun kerjasama dan merentas jalan untuk memperoleh
rezeki.
d.
Menimbulkan ketentraman
dan kedamaian dalam hidup bermasyarakat.
e.
Menjadi pilar
utama untuk memberdayakan potensi dan membangun masyarakat kea rah yang lebih
maju dan berperadaban.
f.
Menjadi tolak
ukur solidaritas kemanusiaan yang akan mengantar kan kea rah kesejehteraan
kehidupan dalam bermasyarakat.
g.
Memiliki dampak
bagi terciptanya masyarakat yang beradab dan sebagai sarana mendapat rahmat
Allah SWT.
4. MEMBIASAKAN SIKAP PERSATUAN DAN KERUKUNAN
Pada umumnya manusia cenderung di kuasai oleh hawa nafsu untuk merasa menang
dan benar sendiri dalam berbagai hal. Supaya persatuan dan kerukunan dapat
tegak dengan kokoh diperlukan empat tiang penyangga yaitu hal-hal berikut :
a. Ta’aruf,
yaitu saling kenal mengenal yang tidak hanya bersifat fisik atau biodata
ringkas belaka, tetapi lebih jauh lagi menyangkut latar belakang pendidikan,
budaya, keagamaan, pemikiran, ide-ide, cita-cita, serta problema hidup yang di
alami.
b. Tafahum,
yaitu saling memahami kelebihan dan kekurangan, kekuatan dan kelemahan masing –
masing, sehingga segala macam bentuk kesalahpahaman dapat di hindari.
c. Ta’awun,
yaitu tolong menolong dimana yang kuat menolong yang lemah dan yang memiliki
kelebihan menolong orang yang kekurangan.
d. Takaful,
yaitu saling memberikan jaminan, sehingga menimbul kan rasa aman, tidak
ada rasa kekhawatiran dan kecemasan menghadapi hidup ini, karena ada jaminan
dari semua saudara untuk memberikan pertolongan yang diperlukan dalam menjalani
hidup.
Untuk
mewujudkan ukhuwah islamiyyah, para pemimpin Islam, para ulama, tokoh
masyarakat, dan para cendikiawan hendaknya mempunyai kesamaan visi dalam tiga
hal yaitu wawasan keagamaan, wawasan kemasyarakatan, dan wawasan universal.
Cara membiasakan
persatuan dan kerukunan beragama adalah dengan memahami dan menyadari bahwa
persatuan dan kerukunan dapat :
1.
Melahirkan kekuatan
2.
Menciptakan kebersamaan
3.
Melahirkan persaudaraan
4.
Menciptakan kehidupan yang damai dan tenang
5.
Melahirkan sikap saling menghargai dan toleran
6.
Mencegah berbagai konflik
5. PERILAKU TERPUJI PERSATUAN DAN KERUKUNAN
Persatuan dan kerukunan sangat diperlukan dalam
kehidupan bermasyarakat, sebab terciptanya persatuan dan kerukunan dalam suatu
negara akan menjadikan rakyat nyaman dan tenteram dalam bekerja, menuntut ilmu,
melaksanakan ajaran agama, melaksanakan pembangunan dan lain sebagaianya. Agama
Islam mengajarkan kepada umatnya untuk membina persatuan dan kerukunan. Firman
Allah :
Artinya : Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal.(Q.S.Al Hujurot{49}:13).
Ayat tersebut menegaskan bahwa manfaat diciptakan
manusia dengan berbeda-beda suku, bangsa adalah supaya saling mengenal dan
memberi manfaat satu dengan yang lannya.
Pada ayat lain Allah melarang hamba-Nya saling
mengolok-olok kaum satu dengan yang lainnya :
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah
sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang
ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan
merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik… (
Q.S. Al Hujurat {49} : 11 )
6. PENERAPAN PERILAKU PERSATUAN DAN KERUKUAN DALAM
KEHIDUPAN SEHARI-HARI.
Penerapan perilaku persatuan dan kerukunan dalam
kehidupan sehari-hari dapat digolongkan menjadi tiga yaitu :
1. Kerukunan Sesama Umat Islam
Rasulullah Muhammad SAW diutus oleh Allah bukan hanya
untuk bangsa arab saja, melainkan untuk seluruh manusia dan menjadi rahmat bagi
seluruh alam. Firman Allah :
Artinya : “Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya
Aku adalah utusan Allah kepadamu semua”, ….. (Q.S. Al A’rof {7} : 158 )
Dalam perkembanganya, agama Islam diterima oleh
masyarakat yang berbeda suku, bangsa dan budaya. perberbedaan pengetauan dan
pemahaman masing-masing suku dan bangsa, mendorong munculnya beberapa aliran
dalam agama. Dalam bidang figh terdapat empat madzhab yang sangat populer yaitu
; madzab Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali. Keempat madzhab tersebut
masing-masing mempunyai banyak pengikutnya, termasuk bangsa Indonesia. Dalam
aqidah terdapat aliran Jabariyah, qodariyah dan Asy’ariyah, dalam organisasi
kemasyarakatan Islam ada Nahdlotul Ulama’, Muhamadiyah, Persis dan lain
sebagainya. Perbedaan paham tersebut adalah merupakan dinamika umat Islam,
sehingga islam benar-benar menjadi rahmatan lil ’alamin. Perbedaan paham bukan
menjadi penyebab permusuhan dan perpecahan umat. Rasulullah SAW telah bersabda
yang artinya “ perbedaan pendapat pada umat-Ku hendaknya menjadi rahmat”. Dan
Allah SWT berfirman :
Artinya : “ Sesungguhnya (agama Tauhid) Ini adalah
agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, Maka sembahlah Aku”.
( Q.S. Al Anbiya’ {21} : 92 ).
2. Kerukunan Antar Umat Beragama
Toleransi antar umat beragama telah diajarkan dan
dicontohkan oleh Rasulullah SAW kepada para shahabat dan seluruh umat-Nya.
Misalnya pada masa selesai perang badar, pasukan muslim telah berhasil menawan
pasukan kafir, banyak para shahabat yang menginginkan tawanan tersebut dibunuh,
namun kebijakan Rasul berbeda justru Rasul meminta agar tawanan-tawanan perang
itu dibebaskan.
Agama Islam membolehkan umatnya untuk berhubungan
dengan pemeluk agama lain, bahkan toleransi antar umat beragama sangat
dianjurkan oleh Rosulullah SAW. Batasan toleransi antar umat beragama yang
dianjarkan oleh Rosul SAW adalah dalam batasan mu’amalah, yaitu hubungan
kerjasama dalam hal kemanusiaan. Sedangkan toleransi yang menyangkut dalam hal
ibadah dan aqidah Islam secara tegas Allah SWT melarangnya. sebagaimana Firman Allah SWT yang Artinya :
1). Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, 2). Aku
tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. 3). Dan kamu bukan penyembah Tuhan
yang Aku sembah. 4). Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu
sembah, 5). Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku
sembah. 6). Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." (Q.S. Al Kafirun
{109} : 1 – 6 ).
Sikap toleransi antar umat beragama dapat ditunjukkan
melalui :
- Saling menghargai dan menghormati ajaran masing-masing agama
- Menghormati atau tidak melecehkan simbol-simbol maupun kitab suci masing-masing agama
- Tidak mengotori atau merusak tempat ibadah agama oranga lain, serta ikut menjaga ketrtiban dan ketenangan kegiatan keagamaan.
3. Kerukunan Umat Beragama dengan Pemerintah
Menurut istilah agama Islam pemerinth disebut ulil
amri (yang memiliki kekuasaan atau mengurusi). Menurut ahli tafsir ulil amri
adalah orang-orang yang memegang kekuasaan diantara mereka (umat Islam), yang
meliputi pemerintah, penguasa, alim ulama dan pemimpin lainnya.
Islam mengajarkan kepada umatnya, bahwa mentaati pemerintah nilainya sama dengan mentaati Allah dan Rasulnya. Firman Allah :
Islam mengajarkan kepada umatnya, bahwa mentaati pemerintah nilainya sama dengan mentaati Allah dan Rasulnya. Firman Allah :
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah
dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu…… (Q.S. An Nisa’ {4} :
59).
Ayat tersebut mewajibkan setiap umat Islam wajib patuh
kepada pemerintah, patuh pada peraturan perundangan yang telah ditetapkan oleh
pemerinatah, selama peraturan tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran
agama. Tetapi jika terdapat peraturan yang tidak sejalan dengan prinsip ajaran
agama, umat Islam wajib mengingatkan dengan cara-cara yang baik dan bijaksana.
Oleh karena itu Penerapan Perilaku persatuan dan
kesatuan dalam kehidupan sehari-hari sbb :
a. Selalu bertutur kata yang santun dan menghindari
perkataan yang menyakitkan orang lain
b. Karena
tersenyum karena hal tersebut termasuk sedekah dan dapat melembutkan hati
seseorang
c. Tidak suka
membuka aib orang lain dan selalu berusaha mendamaikan persengketaan
d. Mampu
menghindari diri dari hasutan dan usaha untuk mengadu domba dan bermusuhan
e. Bersikap
ikhlas bila membantu orang yang membutuhkan
f. Tidak
membeda-bedakan pergaulan atas dasar status sosial atau kekayaan, akan tetapi
bergaul dengan orang yang saleh dan bertakwa serta memiliki ilmu pengetahuan
yang luas
g. Tidak suka
berburuk sangka atau menuduh orang lain karena akan menimbulkan perasaan sakit
hati. Akan tetapi apabila terjadi sebaliknya terhadap diri kita, maka
maafkanlah dan do’akan agar mereka menyadari kesalahannya.
7. HIKMAH MEMPELAJARI PERSATUAN DAN KERUKUNAN
a. Hidup
menjadi damai dan sejahtera
b. Menambahkan
sikap saling menghormati dan menghargai
c. Tumbuh rasa
aman dalam diri setiap orang karena tidak memiliki musuh
d. Mendorong
kemajuan masyarakat
e. Dengan
persatuan dan kesaatuan bangsa menjadi kuat.
Sumber : Buku Akidah Akhlak
makasih kaka
BalasHapusbantu banget buat nyelesein tugas
:D
makasih buat infonya :)
BalasHapusTerimakasih banyak kak:) islam yang terbaik!:)
BalasHapussyukron umi..:)
BalasHapusmantap ahi
BalasHapusBarakallahu fiik. Alhamdulilah sungguh bermanfaay
BalasHapusizin share yaa
BalasHapusmakalahnya bagus
sedikit masukan daftar pustakanya kurang lengkap
BalasHapus