Berbicara
tentang remaja selalu mendapat tanggapan yang beraneka ragam. Sayangnya,
sekarang ini kesan yang ada dalam benak masyarakat justru cenderung
kebanyakan negatif. Dimulai dari perkelahian antar pelajar, pornografi,
kebut-kebutan, tindakan kriminal seperti pencurian dan perampasan barang
orang lain, pengedaran dan pesta obat-obat terlarang, bahkan yang
sekarang lagi heboh adalah dampak pergaulan bebas yang semakin
mengkhawatirkan.
Apalagi sekarang terpaan media informasi di abad millennium ini semakin merambah dengan cepat. Di daerah yang tidak diduga sekalipun bahkan terpencil ada saja tempat untuk pemutaran film-film porno. Rental VCD bertebaran di setiap tempat, belum lagi media cetak yang demikian bebas mengumbar informasi sensual dan kemesuman
Satu masalah yang perlu mendapat perhatian serius adalah bebasnya hubungan antar jenis diantara pemuda yang nantinya menjadi tonggak pembaharuan. Islam sangat memperhatikan masalah ini dan banyak memberikan rambu-rambu untuk bisa berhati-hati dalam melewati masa muda. Suatu masa yang akan ditanya Allah di hari kiamat diantara empat masa kehidupan di dunia ini.
Islam telah mengatur etika pergaulan remaja. Perilaku tersebut merupakan batasan-batasan yang dilandasi nilai-nilai agama. Oleh karena itu perilaku tersebut harus diperhatikan, dipelihara, dan dilaksanakan oleh para remaja. Perilaku yang menjadi batasan dalam pergaulan adalah :
Apalagi sekarang terpaan media informasi di abad millennium ini semakin merambah dengan cepat. Di daerah yang tidak diduga sekalipun bahkan terpencil ada saja tempat untuk pemutaran film-film porno. Rental VCD bertebaran di setiap tempat, belum lagi media cetak yang demikian bebas mengumbar informasi sensual dan kemesuman
Satu masalah yang perlu mendapat perhatian serius adalah bebasnya hubungan antar jenis diantara pemuda yang nantinya menjadi tonggak pembaharuan. Islam sangat memperhatikan masalah ini dan banyak memberikan rambu-rambu untuk bisa berhati-hati dalam melewati masa muda. Suatu masa yang akan ditanya Allah di hari kiamat diantara empat masa kehidupan di dunia ini.
Islam telah mengatur etika pergaulan remaja. Perilaku tersebut merupakan batasan-batasan yang dilandasi nilai-nilai agama. Oleh karena itu perilaku tersebut harus diperhatikan, dipelihara, dan dilaksanakan oleh para remaja. Perilaku yang menjadi batasan dalam pergaulan adalah :
1. Menutup Aurat Islam telah mewajibkan laki-laki dan perempuan untuk menutup aurot demi menjaga kehormatan diri dan kebersihan hati. Aurot merupakan anggota tubuh yang harus ditutupi dan tidak boleh diperlihatkan kepada orang yang bukan mahramnya terutama kepada lawan jenis agar tidak boleh kepada jenis agar tidak membangkitkan nafsu birahi serta menimbulkan fitnah. Aurat laki-laki yaitu anggota tubuh antara pusar dan lutut sedangkan aurat bagi wanita yaitu seluruh anggota tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan. Di samping aurat, Pakaian yang di kenakan tidak boleh ketat sehingga memperhatikan lekuk anggota tubuh, dan juga tidak boleh transparan atau tipis sehingga tembus pandang. 2. Menjauhi perbuatan zina Pergaulan antara laki-laki dengan perempuan di perbolehkan sampai pada batas tidak membuka peluang terjadinya perbuatan dosa. Islam adalah agama yang menjaga kesucian, pergaulan di dalam islam adalah pergaulan yang dilandasi oleh nilai-nilai kesucian. Dalam pergaulan dengan lawan jenis harus dijaga jarak sehingga tidak ada kesempatan terjadinya kejahatan seksual yang pada gilirannya akan merusak bagi pelaku maupun bagi masyarakat umum. Dalam Al-Qur’an Allah berfirman dalam Surat Al-Isra’ ayat 32: “Dan janganlah kamu mendekati zina, Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk” Dalam rangka menjaga kesucian pergaulan remaja agar terhindar dari perbuatan zina, islam telah membuat batasan-batasan sebagai berikut :
- Laki-laki tidak boleh berdua-duaan dengan perempuan yang bukan mahramnya. Jika laki-laki dan perempuan di tempat sepi maka yang ketiga adalah syetan, mula-mula saling berpandangan, lalu berpegangan, dan akhirnya menjurus pada perzinaan, itu semua adalah bujuk rayu syetan.
- Laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim tidak boleh bersentuhan secara fisik. Saling bersentuhan yang dilarang dalam islam adalah sentuhan yang disengaja dan disertai nafsu birahi. Tetapi bersentuhan yang tidak disengaja tanpa disertai nafsu birahi tidaklah dilarang.
Tata Cara Pergaulan Remaja Semua agama dan tradisi telah mengatur tata cara pergaulan remaja. Ajaran islam sebagai pedoman hidup umatnya, juga telah mengatur tata cara pergaulan remaja yang dilandasi nilai-nilai agama. Tata cara itu meliputi : a. Mengucapkan Salam Ucapan salam ketika bertemu dengan teman atau orang lain sesama muslim, ucapan salam adalah do’a. Berarti dengan ucapan salam kita telah mendoakan teman tersebut.
b. Meminta Izin Meminta izin di sini dalam artian kita tidak boleh meremehkan hak-hak atau milik teman apabila kita hendak menggunakan barang milik teman maka kita harus meminta izin terlebih dahulu
c. Menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda Remaja sebagai orang yang lebih muda sebaiknya menghormati yang lebih tua dan mengambil pelajaran dari hidup mereka. Selain itu, remaja juga harus menyayangi kepada adik yang lebih muda darinya, dan yang paling penting adalah memberikan tuntunan dan bimbingan kepada mereka ke jalan yang benar dan penuh kasih sayang.
d. Bersikap santun dan tidak sombong Dalam bergaul, penekanan perilaku yang baik sangat ditekankan agar teman bisa merasa nyaman berteman dengan kita. Kemudian sikap dasar remaja yang biasanya ingin terlihat lebih dari temannya sungguh tidak diterapkan dalam islam bahkan sombong merupakan sifat tercela yang dibenci Allah.
e. Berbicara dengan perkataan yang sopan Islam mengajarkan bahwa bila kita berkata, utamakanlah perkataan yang bermanfaat, dengan suara yang lembut, dengan gaya yang wajar .
f. Tidak boleh saling menghina Menghina / mengumpat hukumnya dilarang dalam islam sehingga dalam pergaulan sebaiknya hindari saling menghina di antara teman.
g. Tak boleh saling membenci dan iri hati Rasa iri akan berdampak dapat berkembang menjadi kebencian yang pada akhirnya mengakibatkan putusnya hubungan baik di antara teman. Iri hati merupakan penyakit hati yang membuat hati kita dapat merasakan ketenangan serta merupakan sifat tercela baik di hadapan Allah dan manusia.
h. Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat Masa remaja sebaiknya dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang positif dan bermanfaat remaja harus membagi waktunya efisien mungkin, dengan cara membagi waktu menjadi 3 bagian yaitu : sepertiga untuk beribadah kepada Allah, sepertiga untuk dirinya dan sepertiga lagi untuk orang lain.
i. Mengajak untuk berbuat kebaikan Orang yang memberi petunjuk kepada teman ke jalan yang benar akan mendapatkan pahala seperti teman yang melakukan kebaikan itu, dan ajakan untuk berbuat kebajikan merupakan suatu bentuk kasih sayang terhadap teman.
Demikian beberapa tata cara pergaulan remaja yang dilandasi nilai-nilai moral dan ajaran islam. Tata cara tersebut hendaknya dijadikan pedoman bagi remaja dalam bergaul dengan teman-temannya.Mudah-mudahan ini bisa kita jadikan renungan atau muhasabah
Adab Pergaulan dalam Islam
Rasulullah. Beliau
adalah sosok yang menyenangkan. Wajahnya sumringah di hadapan
sahabat-sahabatnya. Beliau amat baik kepada keluarganya dan amat penyayang
kepada anak-anak. Nah, kita sendiri yang juga muslim ini bagaimana? Bisa tidak
seperti beliau?
a) Moral – Respek – Komunikatif
Menjadi
gaul yang islami insyaallah bisa kita lakukan dengan minimal tiga kunci, yaitu:
1)
Moral, artinya selalu berkomitmen kepada
aturan-aturan dan nilai-nilai Islam
2)
Respek, artinya menghargai orang lain
3)
Komunikatif, Pandai menjalin komunikasi.
b) Pergaulan Seorang Muslim dengan Non
Muslim
Dalam perkara-perkara
umum (sosial) kita tetap menjalin hubungan yang baik dengan non muslim
sekalipun. Contoh baik: Nabi berdiri ketika iring-iringan jenazah non muslim
melewati beliau.
c) Pergaulan Sesama Muslim
Sesama muslim adalah
bersaudara, seperti tubuh yang satu dan seperti satu bangunan yang kokoh dan
saling mendukung antar bagiannya.Pergaulan sesama muslim dibalut dengan ukhuwah
islamiyah. Ada banyak hak saudara kita atas diri kita, diantaranya sebagaimana
dalam hadits Nabi:
1)
Jika diberi salam hendaknya menjawab
2)
Jika ada yang bersin hendaknya kita doakan
3)
Jika diundang hendaknya menghadirinya
4)
Jika ada yang sakit hendaknya kita jenguk
5)
Jika ada yang meninggal hendaknya kita sholatkan dan
kita antar ke pemakamannya
6)
Jika dimintai nasihat hendaknya kita
memberikannya.Juga: tidak meng-ghibah
saudara kita, tidak memfitnahnya, tidak menyebarkan aibnya, berusaha membantu
dan meringankan bebannya, dan sebagainya.
Jika kamu mencintai
saudaramu, ungkapkan. Hadiah juga bisa menumbuhkan rasa cinta diantara kita.
Jangan mudah mengkafirkan sesama muslim kecuali jika ada sebab yang benar-benar
jelas dan jelas.
d) Pergaulan Antar Generasi
Yang tua menyayangi yang lebih muda. Yang muda menghormati yang lebih
tua.
e) Pergaulan dengan Orang yang
Dihormati
Hormatilah orang yang
dihormati oleh kaumnya. Bagi orang-orang yang biasa dihormati, jangan gila
hormat, penghormatan harus tetap dalam bingkai syariat Islam. Contoh
orang-orang yang bisa dihormati: tokoh masyarakat, pejabat atau penguasa,
orang-orang yang mengajari kita, dan sebagainya.
f) Pergaulan dengan Ortu dan Keluarga
Bersikap santun dan
lemah lembut kepada ibu dan bapak, terutama jika telah lanjut usianya. Terhadap
keluarga, hendaknya kita senantiasa saling mengingatkan untuk tetap taat kepada
ajaran Islam. Sebagaimana Nabi telah melakukannya kepada Ahlu Bait. Dan Allah
berfirman: Quu anfusakum wa ahliikum naara.
g) Pergaulan dengan Tetangga
Tetangga harus kita
hormati. Misalnya dengan tidak menzhalimi, menyakiti dan mengganggunya, dengan
membantunya, dengan meminjaminya sesuatu yang dibutuhkan, memberinya bagian
jika kita sedang masak-masak.
h) Pergaulan Antar Jenis
Sudah menjadi fithrah,
laki-laki tertarik kepada wanita dan demikian pula sebaliknya. Islam telah
mengatur bagaimana rasa tertarik dan rasa cinta diantara dua jenis manusia itu
dapat disalurkan. Bukan dengan pacaran dan pergaulan bebas. Tetapi dengan
ikatan yang kuat (mitsaq ghaalizh): pernikahan. Jadi, ada batasan-batasan
pergaulan antara laki-laki dan perempuan diluar pernikahan.
i)
Rambu-rambu
Islam tentang pergaulan
Islam adalah agama
yang syamil (menyeluruh) dan mutakamil (sempurna). Agama mulia ini diturunkan
dari Allah Sang Maha Pencipta, Yang Maha Mengetahui tentang seluk beluk
ciptaan-Nya. Dia turunkan ketetapan syariat
agar manusia hidup tenteram dan teratur.
Diantara aturan yang
ditetapkan Allah SWT bagi manusia adalah aturan mengenai tata cara pergaulan
antara pria dan wanita. Berikut rambu-rambu yang harus diperhatikan oleh setiap
muslim agar mereka terhindar dari perbuatan zina yang tercela:
Pertama, hendaknya
setiap muslim menjaga pandangan matanya dari melihat lawan jenis secara
berlebihan. Dengan kata lain hendaknya dihindarkan berpandangan mata secara
bebas. Perhatikanlah firman Allah berikut ini, “Katakanlah kepada laki-laki
yang beriman; hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya;
yang demikian itu adalah lebih baik bagi mereka…katakanlah kepada wanita-wanita
yang beriman; hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya…”
(QS. 24: 30-31).
Awal dorongan syahwat
adalah dengan melihat. Karena itu jagalah mata agar terhindar dari tipu daya
syaithan. Tentang hal ini Rasulullah bersabda, “Wahai Ali, janganlah engkau
iringkan satu pandangan (kepada wanita yang bukan mahram) dengan pandangan
lain, karena pandangan yang pertama itu (halal) bagimu, tetapi tidak yang
kedua!” (HR. Abu Daud).
Kedua, hendaknya
setiap muslim menjaga auratnya masing-masing dengan cara berbusana islami.
Secara khusus bagi wanita Allah SWT berfirman, “…dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak daripadanya. Dan hendaklah
mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya…” (QS. 24: 31).
Dalam ayat lain Allah
SWT berfirman, “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu dan anak-anak
perempuanmu dan juga kepada istri-istri orang mu’min: ‘Hendaklah mereka
mengulurkan jilbab mereka ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya
mereka lebih mudah untuk dikenal, sehingga tidak diganggu. Dan Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyanyang.” (QS. 33: 59)
Dalam hal menjaga
aurat, Nabi menegaskan sebuah tata krama yang harus diperhatikan, beliau
bersabda: “Tidak dibolehkan laki-laki melihat aurat (kemaluan) laki-laki lain,
begitu juga perempuan tidak boleh melihat kemaluan perempuan lain. Dan tidak
boleh laki-laki berkumul dengan laki-laki lain dalam satu kain, begitu juga
seorang perempuan tidak boleh berkemul dengan sesama perempuan dalam satu
kain.” (HR. Muslim)
Ketiga, tidak berbuat
sesuatu yang dapat mendekatkan diri pada perbuatan zina (QS. 17: 32) misalnya
berkhalwat (berdua-duaan) dengan lawan jenis yang bukan mahram. Nabi bersabda,
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah berkhalwat
dengan seorang wanita (tanpa disertai mahramnya) karena sesungguhnya yang
ketiganya adalah syaithan (HR. Ahmad).
Keempat, menjauhi
pembicaraan atau cara berbicara yang bisa ‘membangkitkan selera’. Arahan
mengenai hal ini kita temukan dalam firman Allah, “Hai para istri Nabi, kamu
sekalian tidaklah seperti perempuan lain jika kamu bertaqwa. Maka janganlah
kamu tunduk dalam berbicara hingga berkeinginan orang yang ada penyakit dalam
hatinya. Dan ucapkanlah perkataan yang ma’ruf.” (QS. 33: 31) Berkaitan dengan
suara perempuan Ibnu Katsir menyatakan, “Perempuan dilarang berbicara dengan
laki-laki asing (non mahram) dengan ucapan lunak sebagaimana dia berbicara
dengan suaminya.” (Tafsir Ibnu Katsir, jilid 3)
Kelima, hindarilah
bersentuhan kulit dengan lawan jenis, termasuk berjabatan tangan sebagaimana
dicontohkan Nabi saw, “Sesungguhnya aku tidak berjabatan tangan dengan wanita.”
(HR. Malik, Tirmizi dan Nasa’i). Dalam keterangan lain disebutkan, “Tak pernah
tangan Rasulullah menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Bukhari dan
Muslim). Hal ini dilakukan Nabi tentu saja untuk memberikan teladan kepada
umatnya agar melakukan tindakan preventif sebagai upaya penjagaan hati dari
bisikan syaithan. Wallahu a’lam. Selain dua hadits di atas ada pernyataan Nabi
yang demikian tegas dalam hal ini, beliau bersabda: “Seseorang dari kamu lebih
baik ditikam kepalanya dengan jarum dari besi daripada menyentuh seorang wanita
yang tidak halal baginya.” (HR. Thabrani).
Keenam, hendaknya tidak melakukan
ikhtilat, yakni berbaur antara pria dengan wanita dalam satu tempat. Hal ini diungkapkan
Abu Asied, “Rasulullah saw pernah keluar dari masjid dan pada saat itu
bercampur baur laki-laki dan wanita di jalan, maka beliau berkata: “Mundurlah
kalian (kaum wanita), bukan untuk kalian bagian tengah jalan; bagian kalian
adalah pinggir jalan (HR. Abu Dawud). Selain itu Ibnu Umar berkata, “Rasulullah
melarang laki-laki berjalan diantara dua wanita.” (HR. Abu Daud).
Manfaat Pergaulan
Telah di jelaskan dalam sabdanya bahwa , Rasulullah bersabda, “Seseorang
itu menurut agama temannya, karena itu hendaknya seseorang diantara kalian
melihat dengan siapa dia bergaul.” ( HR.
Adu Dawud dan Tirmidzi dari abu Hurairah )
Karena itu tidak heran apabila seseorang
itu merupakann guru bagi orang lain di sekitarnya. Kepribadian seseorang
itu dapat menular atau tertular orang lain. Demikian halnya dalam etika,
pergaulan dan hubungannya dengan orang lain. Penularan itu disebabkan oleh
pengaruh kedekatan dan pengaruh cinta. Dia tidak berdiam diri kecuali dia
adalah sebuah duplikasi, yang mengulang-ngulang perkataannya, yang menampakkan
perilakunya dalam perbuatan-perbuatan nya yang tanpa disadari
Imam Ali RA berkata,
“bergaullah dengan orang yang bertakwa dan berilmu, niscaya kalian bisa
mengambil manfaatnya, karena bergaul dengan orang yang suka berbuat baik bisa
diharapkan (kebaikannya). Jauhilah kerusakan, sungguh jangan bergaul dengan
orang -orang yang rusak moralnya, karena bergaul dengan mereka akan menular
kepada Anda. Janganlah menjalin hubungan dengan orang yang hina (rendah
akhlaknya) karena itu akan menular kepadamu. Pilihlah temanmu. Adapun
manfaat bergaul, yaitu:
a)
Ajang
memastikan identitas diri
Anak bisa melihat apakah dirinya populer di
lingkungan teman-temannya atau tidak. Sebab, yang terlibat jalan bareng teman
adalah anak-anak yang sudah terpilih di dalam peer group-nya. Untuk
terpilih di dalam peer group biasanya harus memiliki persyaratan
tertentu. Jika anak terpilih berarti ia sudah diterima di lingkungan peer
group-nya dan ini bisa Membuat anak lebih percaya diri, ia pun akan lebih
memahami identitas dirinya.
b)
Meningkatkan kemampuan berinteraksi dan ikatan
pertemanan.
Banyak hal yang bisa dilakukan saat jalan bareng teman, mereka bisa tukar pikiran, sharing, saling membantu, saling mengingatkan, dan lainnya. Secara langsung hal ini akan meningkatkan kemampuan anak dalam berinteraksi sosial. Kegiatan ini pun akan meningkatkan kemampuan anak dalam ikatan pertemanannya.
Banyak hal yang bisa dilakukan saat jalan bareng teman, mereka bisa tukar pikiran, sharing, saling membantu, saling mengingatkan, dan lainnya. Secara langsung hal ini akan meningkatkan kemampuan anak dalam berinteraksi sosial. Kegiatan ini pun akan meningkatkan kemampuan anak dalam ikatan pertemanannya.
c)
Memenuhi
kebutuhan otonomi
Saat jalan bareng teman, anak bisa dan bebas menentukan sendiri apa yang ia mau. Hal ini membuatnya senang karena otonominya saat itu digunakan dengan lebih leluasa, bebas dari aturan yang mungkin menurutnya mengekang. Selama hal tersebut wajar, tidak masalah.
Saat jalan bareng teman, anak bisa dan bebas menentukan sendiri apa yang ia mau. Hal ini membuatnya senang karena otonominya saat itu digunakan dengan lebih leluasa, bebas dari aturan yang mungkin menurutnya mengekang. Selama hal tersebut wajar, tidak masalah.
d)
Memperkaya pengalaman
Pengalaman
anak terhadap dunia luar akan meningkat. Misalnya, ketika menonton film di
bioskop, ia tahu banyak informasi yang di sajikan di film tersebut; ketika
makan di restoran, ia jadi tahu bahwa makanan di restoran berbeda dari masakan
di rumah; ketika bermain di game zone, ia tahu situasi dan kondisinya
yang begitu ramai dan riuh; ia juga bisa bertemu dengan berbagai karakter orang
beserta gaya dan model berbusananya; ia tahu apa saja yang sedang tren pada
saat itu, dan banyak lagi.
Sumber : Blogspot.com